You can replace this text by going to "Layout" and then "Edit HTML" section. A welcome message will look lovely here.
RSS

Sabtu, 01 September 2012

Tanda Husnul Khatimah




Bismillahirrahmaanirrahiim,

Meninggalkan dunia yang fana ini
dalam kondisi husnul khatimah
merupakan dambaan setiap
insan yang beriman, karena hal
itu sebagai Bisyarah, kabar
gembira dengan kebaikan
untuknya. Al-Imam Al-Albani
rahimahullahu menyebutkan
beberapa tanda husnul khatimah
dalam kitabnya yang sangat
senilai Ahkamul Jana `iz wa
Bida'uha.
Berikut ini kami nukilkan secara
singkat untuk pembaca yang
mulia, disertai harapan dan doa
kepada Allah Subhanahu wa
Ta'ala agar kita termasuk
orang-orang yang mendapatkan
husnul khatimah dengan
prioritas dan kemurahan dari-
Nya. Aamiin

~ PERTAMA: Mengucapkan Syahadat
Ketika Akan Meninggal

dengan dalil hadits Mu'adz bin
Jabal radhiyallahu 'anhu, ia
menyampaikan dari
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam:
"Siapa yang akhir ucapannya
adalah kalimat 'La ilaaha
illallah 'ia akan masuk
surga. "(HR. Al-Hakim dan
selainnya dengan sanad yang
hasan) * 1

~ KEDUA: Meninggal Dengan
Keringat di Dahi.

Buraidah ibnul
Hushaib radhiyallahu 'anhu
ketika berada di Khurasan
menjenguk saudaranya yang
sedang sakit. Didapatkannya
saudaranya ini menjelang ajalnya
dalam kondisi berkeringat di
dahinya. Ia pun berkata, "Allahu
Akbar! Aku pernah mendengar
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:
"Meninggalnya seorang
mukmin dengan keringat di
dahi. "(HR. Ahmad, An-Nasa` i,
dll. Sanad An-Nasa `i shahih di
syarat Al-Bukhari)

~ KETIGA: Meninggal Pada Malam
atau Siang Hari Jum'at

dengan
dalil hadits Abdullah bin 'Amr
radhiyallahu 'anhuma, beliau
menyebutkan sabda Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam:
"Tidak ada seorang muslimpun
yang meninggal pada hari
Jum'at atau malam Jum'at,
kecuali Allah akan menjaganya
dari fitnah kubur. "(HR. Ahmad,
At-Tirmidzi. Hadits ini memiliki
syahid dari hadits Anas, Jabir bin
Abdillah dan selain keduanya,
maka hadits ini dengan seluruh
jalannya hasan atau shahih)

~ KEEMPAT: Syahid di Medan
Perang

Allah Subhanahu wa
Ta'ala berfirman:
"Dan janganlah kamu mengira
bahwa orang-orang yang gugur
di jalan Allah itu mati bahkan
mereka hidup di sisi Rabb mereka
dengan mendapatkan rizki.
Mereka dalam kondisi gembira
karena karunia Allah yang
diberikan-Nya kepada mereka
dan mereka beriang hati
terhadap orang-orang yang
masih tinggal di belakang
mereka (yang masih berjihad di
jalan Allah) yang belum
menyusul mereka. Ketahuilah
tidak ada kekhawatiran atas
mereka dan tidak pula mereka
bersedih hati. Mereka bergembira
dengan nikmat dan karunia yang
besar dari Allah dan Allah tidak
akan menyia-nyiakan pahala
orang-orang yang beriman. "
(Ali Imran: 169-171)
Dalam hal ini ada beberapa
hadits:
1. Rasulullah Shallallahu 'alaihi
wa sallam bersabda:
"Bagi orang syahid di sisi Allah
ia memperoleh enam hal, yaitu
diampuni
dosanya pada awal mengalirnya
darahnya, diperlihatkan tempat
duduknya di surga, dilindungi
dari adzab kubur, aman dari
kengerian yang besar (Hari
Kiamat), dipakaikan perhiasan
iman, dinikahkan dengan Hurun
'In (bidadari surga), dan
diperkenankan memberi syafa'at
kepada tujuh puluh orang dari
kalangan kerabatnya. "(HR. At-
Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad
dengan sanad yang shahih)
2. Salah seorang sahabat
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam mengabarkan: Ada orang
yang bertanya, "Wahai
Rasulullah, kenapa kaum
mukminin mendapatkan fitnah
(Ditanya) dalam kubur mereka
kecuali orang yang mati
syahid? "Beliau Shallallahu
'Alaihi wa sallam menjawab:
"Cukuplah kilatan pedang di
atas kepalanya sebagai fitnah
(Tes). "(HR. An-Nasa` i dengan
sanad yang shahih)

~ KELIMA: Meninggal di Jalan Allah
SWT

Abu
Hurairah radhiyallahu 'anhu
menyampaikan sabda Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam:
"Siapa yang terhitung syahid
menurut anggapan kalian? "
Mereka menjawab, "Wahai
Rasulullah, siapa yang terbunuh
di jalan Allah maka ia syahid. "
Beliau menanggapi, "Kalau
begitu, syuhada 'dari kalangan
umatku hanya sedikit. "" Kapan
demikian, siapakah mereka yang
dikatakan mati syahid, wahai
Rasulullah? "Tanya para
sahabat. Beliau menjawab,
"Siapa yang terbunuh di jalan
Allah maka ia syahid, siapa yang
meninggal di jalan Allah maka ia
syahid, siapa yang meninggal
karena penyakit tha'un2 maka
ia syahid, siapa yang meninggal
karena penyakit
perut maka ia syahid, dan siapa
yang tenggelam ia syahid. "(HR.
Muslim)

~ KEENAM: Meninggal Karena
Penyakit tha'un

Selain
disebutkan dalam hadits di atas
juga ada hadits dari Anas bin
Malik radhiyallahu 'anhu, ia
berkata, "Rasulullah Shallallahu
'Alaihi wa sallam bersabda:
"Tha'un adalah syahadat untuk
setiap muslim. "(HR. Al-Bukhari
dan Muslim)
'Aisyah radhiyallahu' anha
pernah bertanya kepada
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam tentang tha'un, maka
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam mengabarkan kepadanya:
"Tha'un itu adalah adzab
yang Allah kirimkan kepada siapa
yang dikehendaki-Nya. Maka
Allah jadikan tha'un itu sebagai
rahmat bagi kaum mukminin.
Siapa di antara hamba (muslim)
yang terjadi wabah tha'un di
tempatnya berada lalu ia tetap
tinggal di negerinya tersebut
dalam kondisi bersabar, dalam
kondisi ia mengetahui tidak ada
sesuatu yang menimpanya
melainkan karena Allah telah
mengatur baginya, maka
orang seperti ini tidak ada yang
patut diterimanya kecuali
mendapatkan semisal pahala
syahid. "(HR. Al-Bukhari)

~ KETUJUH: Meninggal Karena
Penyakit Perut, Karena
Tenggelam, dan Tertimpa
Reruntuhan

berdasarkan sabda
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam:
"Syuhada 'itu ada lima, yaitu
orang yang meninggal karena
penyakit tha'un, orang yang
meninggal karena penyakit
perut, orang yang mati
tenggelam, orang yang
meninggal karena tertimpa
reruntuhan, dan orang yang
gugur di jalan Allah. "(HR. Al-
Bukhari dan Muslim dari hadits
Abu Hurairah radhiyallahu
'Anhu)

~ KEDELAPAN: Meninggalnya
Seorang Ibu Dengan Anak yang
Masih Dalam Intinya

berdasarkan hadits Ubadah
ibnush Shamit radhiyallahu
'Anhu. Ia mengabarkan bahwa
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam menyebutkan beberapa
syuhada 'dari umatnya di
antaranya:
"Wanita yang meninggal karena
anaknya yang masih dalam
isinya adalah mati
syahid, anaknya akan menariknya
dengan tali pusarnya ke
surga. "(HR. Ahmad, Ad-Darimi,
dan Ath-Thayalisi dan sanadnya
shahih)

~ KESEMBILAN: Meninggal Dalam
Kondisi Berjaga-jaga (ribath) Fi
Sabilillah

Salman Al-Farisi
radhiyallahu 'anhu
menyebutkan hadits Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam:
"Berjaga-jaga (di jalan Allah)
sehari dan semalam lebih baik
dari puasa sebulan dan
shalat sebulan. Bila ia meninggal,
amalnya yang biasa ia lakukan
ketika masih hidup terus
dianggap bertahan dan
diberikan rizkinya serta aman
dari fitnah (pertanyaan kubur)
. "(HR. Muslim)

~ KESEPULUH: Meninggal Dalam
Kondisi Beramal
Shalih

Hudzaifah radhiyallahu
'Anhu menyampaikan sabda
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam:
"Siapa yang mengucapkan 'La
ilaaha illallah 'karena
mengharapkan wajah Allah yang
ia menutup hidupnya dengan
amal tersebut maka ia masuk
surga. Siapa yang berpuasa
sehari karena mengharapkan
wajah Allah yang ia menutup
hidupnya dengan amal tersebut
maka ia masuk surga. Siapa yang
bersedekah dengan satu sedekah
karena mengharapkan wajah
Allah yang ia menutup hidupnya
dengan amal tersebut maka ia
masuk surga. "(HR. Ahmad,
sanadnya shahih)

~ KESEBELAS: Meninggal Karena
Mempertahankan Hartanya yang
Ingin dirampas orang Lain.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:
"Siapa yang terbunuh karena
mempertahankan hartanya maka
ia syahid. "(HR. Al-Bukhari dan
Muslim dari Abdullah bin 'Amr
radhiyallahu 'anhuma)
Abu Hurairah radhiyallahu
'Anhu berkata: Datang
seseorang kepada
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam, ia berkata, "Wahai
Rasulullah, apa pendapatmu bila
datang seseorang ingin
mengambil hartaku? "Beliau
menjawab, "Jangan engkau
berikan hartamu. "Ia bertanya
lagi, "Apa pendapatmu jika
orang itu menyerangku? "
"Engkau melawannya," jawab
beliau. "Apa pendapatmu bila ia
berhasil membunuhku? "tanya
orang itu lagi. Beliau menjawab,
"Kalau begitu engkau syahid."
"Apa pendapatmu jika aku yang
membunuhnya? "tanya orang
tersebut. "Ia di neraka," jawab
beliau. (HR. Muslim)

~ KEDUABELAS: Meninggal Karena
Membela Agama dan
Mempertahankan Jiwa / Membela
Diri

Rasulullah Shallallahu
'Alaihi wa sallam pernah
bersabda:
"Siapa yang meninggal karena
mempertahankan hartanya maka
ia syahid, siapa yang meninggal
karena membela keluarganya
maka ia syahid, siapa yang
meninggal karena membela
agamanya maka ia syahid, dan
siapa yang meninggal karena
mempertahankan darahnya
maka ia syahid. "(HR. Abu
Dawud, An-Nasa `i, dan At
Tirmidzi dari Sa'id bin Zaid
radhiyallahu 'anhu dan
sanadnya shahih)

Wallahu ta'ala a'lam bish-
shawab.

* 1 penghukuman hadits ini dari
Asy-Syaikh Al-Albani
rahimahullahu dalam kitab yang
sama.
* 2 Satu pendapat menyebutkan
bahwa tha'un adalah luka-luka
seperti
bisul bernanah yang biasa
muncul di siku, ketiak, tangan,
jari-jari dan seluruh tubuh,
disertai dengan bengkak serta
sakit yang sangat. Luka-luka itu
out disertai rasa panas dan
menghitam daerah sekitarnya,
atau hijau ataupun
memerah dengan merah
lembayung (ungu) yang suram.
Penyakit ini membuat jantung
berdebar-debar dan memicu
muntah. (Lihat Al-Minhaj Syarhu
Shahih Muslim, 14/425)

http://www.asysyariah.com

Read Comments
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Tanda Husnul Khatimah




Bismillahirrahmaanirrahiim,

Meninggalkan dunia yang fana ini
dalam kondisi husnul khatimah
merupakan dambaan setiap
insan yang beriman, karena hal
itu sebagai Bisyarah, kabar
gembira dengan kebaikan
untuknya. Al-Imam Al-Albani
rahimahullahu menyebutkan
beberapa tanda husnul khatimah
dalam kitabnya yang sangat
senilai Ahkamul Jana `iz wa
Bida'uha.
Berikut ini kami nukilkan secara
singkat untuk pembaca yang
mulia, disertai harapan dan doa
kepada Allah Subhanahu wa
Ta'ala agar kita termasuk
orang-orang yang mendapatkan
husnul khatimah dengan
prioritas dan kemurahan dari-
Nya. Aamiin

~ PERTAMA: Mengucapkan Syahadat
Ketika Akan Meninggal

dengan dalil hadits Mu'adz bin
Jabal radhiyallahu 'anhu, ia
menyampaikan dari
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam:
"Siapa yang akhir ucapannya
adalah kalimat 'La ilaaha
illallah 'ia akan masuk
surga. "(HR. Al-Hakim dan
selainnya dengan sanad yang
hasan) * 1

~ KEDUA: Meninggal Dengan
Keringat di Dahi.

Buraidah ibnul
Hushaib radhiyallahu 'anhu
ketika berada di Khurasan
menjenguk saudaranya yang
sedang sakit. Didapatkannya
saudaranya ini menjelang ajalnya
dalam kondisi berkeringat di
dahinya. Ia pun berkata, "Allahu
Akbar! Aku pernah mendengar
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:
"Meninggalnya seorang
mukmin dengan keringat di
dahi. "(HR. Ahmad, An-Nasa` i,
dll. Sanad An-Nasa `i shahih di
syarat Al-Bukhari)

~ KETIGA: Meninggal Pada Malam
atau Siang Hari Jum'at

dengan
dalil hadits Abdullah bin 'Amr
radhiyallahu 'anhuma, beliau
menyebutkan sabda Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam:
"Tidak ada seorang muslimpun
yang meninggal pada hari
Jum'at atau malam Jum'at,
kecuali Allah akan menjaganya
dari fitnah kubur. "(HR. Ahmad,
At-Tirmidzi. Hadits ini memiliki
syahid dari hadits Anas, Jabir bin
Abdillah dan selain keduanya,
maka hadits ini dengan seluruh
jalannya hasan atau shahih)

~ KEEMPAT: Syahid di Medan
Perang

Allah Subhanahu wa
Ta'ala berfirman:
"Dan janganlah kamu mengira
bahwa orang-orang yang gugur
di jalan Allah itu mati bahkan
mereka hidup di sisi Rabb mereka
dengan mendapatkan rizki.
Mereka dalam kondisi gembira
karena karunia Allah yang
diberikan-Nya kepada mereka
dan mereka beriang hati
terhadap orang-orang yang
masih tinggal di belakang
mereka (yang masih berjihad di
jalan Allah) yang belum
menyusul mereka. Ketahuilah
tidak ada kekhawatiran atas
mereka dan tidak pula mereka
bersedih hati. Mereka bergembira
dengan nikmat dan karunia yang
besar dari Allah dan Allah tidak
akan menyia-nyiakan pahala
orang-orang yang beriman. "
(Ali Imran: 169-171)
Dalam hal ini ada beberapa
hadits:
1. Rasulullah Shallallahu 'alaihi
wa sallam bersabda:
"Bagi orang syahid di sisi Allah
ia memperoleh enam hal, yaitu
diampuni
dosanya pada awal mengalirnya
darahnya, diperlihatkan tempat
duduknya di surga, dilindungi
dari adzab kubur, aman dari
kengerian yang besar (Hari
Kiamat), dipakaikan perhiasan
iman, dinikahkan dengan Hurun
'In (bidadari surga), dan
diperkenankan memberi syafa'at
kepada tujuh puluh orang dari
kalangan kerabatnya. "(HR. At-
Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad
dengan sanad yang shahih)
2. Salah seorang sahabat
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam mengabarkan: Ada orang
yang bertanya, "Wahai
Rasulullah, kenapa kaum
mukminin mendapatkan fitnah
(Ditanya) dalam kubur mereka
kecuali orang yang mati
syahid? "Beliau Shallallahu
'Alaihi wa sallam menjawab:
"Cukuplah kilatan pedang di
atas kepalanya sebagai fitnah
(Tes). "(HR. An-Nasa` i dengan
sanad yang shahih)

~ KELIMA: Meninggal di Jalan Allah
SWT

Abu
Hurairah radhiyallahu 'anhu
menyampaikan sabda Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam:
"Siapa yang terhitung syahid
menurut anggapan kalian? "
Mereka menjawab, "Wahai
Rasulullah, siapa yang terbunuh
di jalan Allah maka ia syahid. "
Beliau menanggapi, "Kalau
begitu, syuhada 'dari kalangan
umatku hanya sedikit. "" Kapan
demikian, siapakah mereka yang
dikatakan mati syahid, wahai
Rasulullah? "Tanya para
sahabat. Beliau menjawab,
"Siapa yang terbunuh di jalan
Allah maka ia syahid, siapa yang
meninggal di jalan Allah maka ia
syahid, siapa yang meninggal
karena penyakit tha'un2 maka
ia syahid, siapa yang meninggal
karena penyakit
perut maka ia syahid, dan siapa
yang tenggelam ia syahid. "(HR.
Muslim)

~ KEENAM: Meninggal Karena
Penyakit tha'un

Selain
disebutkan dalam hadits di atas
juga ada hadits dari Anas bin
Malik radhiyallahu 'anhu, ia
berkata, "Rasulullah Shallallahu
'Alaihi wa sallam bersabda:
"Tha'un adalah syahadat untuk
setiap muslim. "(HR. Al-Bukhari
dan Muslim)
'Aisyah radhiyallahu' anha
pernah bertanya kepada
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam tentang tha'un, maka
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam mengabarkan kepadanya:
"Tha'un itu adalah adzab
yang Allah kirimkan kepada siapa
yang dikehendaki-Nya. Maka
Allah jadikan tha'un itu sebagai
rahmat bagi kaum mukminin.
Siapa di antara hamba (muslim)
yang terjadi wabah tha'un di
tempatnya berada lalu ia tetap
tinggal di negerinya tersebut
dalam kondisi bersabar, dalam
kondisi ia mengetahui tidak ada
sesuatu yang menimpanya
melainkan karena Allah telah
mengatur baginya, maka
orang seperti ini tidak ada yang
patut diterimanya kecuali
mendapatkan semisal pahala
syahid. "(HR. Al-Bukhari)

~ KETUJUH: Meninggal Karena
Penyakit Perut, Karena
Tenggelam, dan Tertimpa
Reruntuhan

berdasarkan sabda
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam:
"Syuhada 'itu ada lima, yaitu
orang yang meninggal karena
penyakit tha'un, orang yang
meninggal karena penyakit
perut, orang yang mati
tenggelam, orang yang
meninggal karena tertimpa
reruntuhan, dan orang yang
gugur di jalan Allah. "(HR. Al-
Bukhari dan Muslim dari hadits
Abu Hurairah radhiyallahu
'Anhu)

~ KEDELAPAN: Meninggalnya
Seorang Ibu Dengan Anak yang
Masih Dalam Intinya

berdasarkan hadits Ubadah
ibnush Shamit radhiyallahu
'Anhu. Ia mengabarkan bahwa
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam menyebutkan beberapa
syuhada 'dari umatnya di
antaranya:
"Wanita yang meninggal karena
anaknya yang masih dalam
isinya adalah mati
syahid, anaknya akan menariknya
dengan tali pusarnya ke
surga. "(HR. Ahmad, Ad-Darimi,
dan Ath-Thayalisi dan sanadnya
shahih)

~ KESEMBILAN: Meninggal Dalam
Kondisi Berjaga-jaga (ribath) Fi
Sabilillah

Salman Al-Farisi
radhiyallahu 'anhu
menyebutkan hadits Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam:
"Berjaga-jaga (di jalan Allah)
sehari dan semalam lebih baik
dari puasa sebulan dan
shalat sebulan. Bila ia meninggal,
amalnya yang biasa ia lakukan
ketika masih hidup terus
dianggap bertahan dan
diberikan rizkinya serta aman
dari fitnah (pertanyaan kubur)
. "(HR. Muslim)

~ KESEPULUH: Meninggal Dalam
Kondisi Beramal
Shalih

Hudzaifah radhiyallahu
'Anhu menyampaikan sabda
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam:
"Siapa yang mengucapkan 'La
ilaaha illallah 'karena
mengharapkan wajah Allah yang
ia menutup hidupnya dengan
amal tersebut maka ia masuk
surga. Siapa yang berpuasa
sehari karena mengharapkan
wajah Allah yang ia menutup
hidupnya dengan amal tersebut
maka ia masuk surga. Siapa yang
bersedekah dengan satu sedekah
karena mengharapkan wajah
Allah yang ia menutup hidupnya
dengan amal tersebut maka ia
masuk surga. "(HR. Ahmad,
sanadnya shahih)

~ KESEBELAS: Meninggal Karena
Mempertahankan Hartanya yang
Ingin dirampas orang Lain.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:
"Siapa yang terbunuh karena
mempertahankan hartanya maka
ia syahid. "(HR. Al-Bukhari dan
Muslim dari Abdullah bin 'Amr
radhiyallahu 'anhuma)
Abu Hurairah radhiyallahu
'Anhu berkata: Datang
seseorang kepada
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam, ia berkata, "Wahai
Rasulullah, apa pendapatmu bila
datang seseorang ingin
mengambil hartaku? "Beliau
menjawab, "Jangan engkau
berikan hartamu. "Ia bertanya
lagi, "Apa pendapatmu jika
orang itu menyerangku? "
"Engkau melawannya," jawab
beliau. "Apa pendapatmu bila ia
berhasil membunuhku? "tanya
orang itu lagi. Beliau menjawab,
"Kalau begitu engkau syahid."
"Apa pendapatmu jika aku yang
membunuhnya? "tanya orang
tersebut. "Ia di neraka," jawab
beliau. (HR. Muslim)

~ KEDUABELAS: Meninggal Karena
Membela Agama dan
Mempertahankan Jiwa / Membela
Diri

Rasulullah Shallallahu
'Alaihi wa sallam pernah
bersabda:
"Siapa yang meninggal karena
mempertahankan hartanya maka
ia syahid, siapa yang meninggal
karena membela keluarganya
maka ia syahid, siapa yang
meninggal karena membela
agamanya maka ia syahid, dan
siapa yang meninggal karena
mempertahankan darahnya
maka ia syahid. "(HR. Abu
Dawud, An-Nasa `i, dan At
Tirmidzi dari Sa'id bin Zaid
radhiyallahu 'anhu dan
sanadnya shahih)

Wallahu ta'ala a'lam bish-
shawab.

* 1 penghukuman hadits ini dari
Asy-Syaikh Al-Albani
rahimahullahu dalam kitab yang
sama.
* 2 Satu pendapat menyebutkan
bahwa tha'un adalah luka-luka
seperti
bisul bernanah yang biasa
muncul di siku, ketiak, tangan,
jari-jari dan seluruh tubuh,
disertai dengan bengkak serta
sakit yang sangat. Luka-luka itu
out disertai rasa panas dan
menghitam daerah sekitarnya,
atau hijau ataupun
memerah dengan merah
lembayung (ungu) yang suram.
Penyakit ini membuat jantung
berdebar-debar dan memicu
muntah. (Lihat Al-Minhaj Syarhu
Shahih Muslim, 14/425)

http://www.asysyariah.com